twitter


Sejak kecil saya menyukai atau hobi banget dengan olahraga. Kalau di SD waktu kelas 1-5 saya lebih menyukai bermain sepak bola, dan Volley. Ketika kelas 6, saya lebih fokus dan tertarik dengan olahraga Bulutangkis. Bahkan sampai sekarang pun saya masih sangat menyukai Olahraga Bulutangkis.

Awal saya menyukai Bulutangkis disebabkan karena saya sering melihat ayah bermain bulutangkis dengan teman-temannya. Nah, disitulah saya mulai tertarik dengan olahraga ini. 
Sebelumnya, saya belum bisa banget bagaimana cara bermain bulutangkis yang baik dan benar. Namun, Akhirnya, sedikit demi sedikit saya diajarin. Dan Alhamdulilah sampai saat ini saya lumayan bisa bermain bulutangkis. Meskipun nggak sehebat Taufik Hidayat, tapi tak apa yang penting Enjoy Aja...!hehe

Saya pernah dapat juara di Kabupaten Lampung Tengah antar siswa SMP tahun 2005 dan 2006. Waktu tahun 2005 tepatnya saya masih kelas 2 SMP, saya mendapatkan juara 1 Tunggal Putra se-Kabupaten Lampung Tengah. Dan tahun 2006, saya mendapatkan juara 2 Tunggal Putra se-Kabupaten Lampung Tengah lagi. Sayangnya 2 kali saya menjadi juara, tapi nggak pernah dapat piagam penghargaan di Kabupaten. Sangat menyesal pastinya. Tapi semua itu, ibarat istilah "nasi sudah menjadi bubur", karena sudah terlalu lama diurus waktu tahun tersebut tapi nggak keluar2 piagamnya dan akhirnya nggak keluar juga. Ya sudahlah, apa boleh buat. Dan masih ada lagi, saya juga pernah juara 1 Double Putra tingkat desa di Buminabung Ilir. Pasangan saya waktu itu, sudah menikah alias Bapak-bapak. Meskipun sudah Bapak-bapak tapi semangatnya 45.heheh 

Meskipun, sangat mengecewakan ditingkat Kabupaten tapi bukan berarti saya harus menyerah dan pesimis untuk bermain bulutangkis. Hingga saat ini pun, di bangku kuliah saya masih sering bermain bulutangkis. Tapi disamping itu, saat ini saya ber-harap dan bermimpi agar bisa bergabung dan bermain dengan klub PBSI. Semoga saja para anggota klub PBSI mendengar dan membaca blog ini. Amin 





Malam ini adalah malam yang sial buat seorang pencinta sambal Pedas+Es. Siapakah dia? yupz, yang dimaksud disini adalah diri gue sendiri, panggil saja Enggi.
Sejak kecil sampai sekarang, gue hobi dan doyan banget yang namanya sambal yang paling pedas. What?????
Paling pedas?? Benar banget. Ketika makan, kalau nggak ada sambal rasanya nggax lengkap dengan menu yang satu ini. 
Tapi untuk kali ini, gue nyerah sama yang namanya sambal. Mengapa? Gara-gara sambal ditambah minum Es, gue jadi terkena radang tenggorokan. Kalau ditanya soal sakit atau tidaknya menderita radang, ya..., pasti sakit banget lah. Rasanya nggak doyan (mau) banget makan kalau menderita penyakit radang, karena tenggorokan sakit banget. 
Dan Akhirnya, gue memutuskan pergi kedokter untuk berobat. Dan Alhamdulillah, sekarang udah agak mendingan. Smoga ja lekas membaik..Amin
terimakasih buat pak dokter.

tapi maaf nih, kalau dilarang makan sambal banyak lagi. Gue gx bisa janji...heheehe piece..   


Apa sebenarnya money politik itu ?? Jika istilah ini kita artikan satu demi satu maka, Money artinya Uang, sedangkan Politik adalah sebuah system untuk mencari kekuasaan.

Dari kedua pengertian itu, pastinya diantara kalian tahu dan memiliki argumen atau pengertian yang berbeda tapi makna nya sama.
Money Politik adalah permainan politik yang sering digunakan calon wakil rakyat atau pejabat tinggi yang bertujuan ingin menarik simpati rakyat yang nantinya dapat membawa keuntungan dan menjadikan para politisi ini bisa terpilih menjadi wakil rakyat bukan lagi rakyat. Hampir semua para politisi dinegara RI, masih menggunakan cara seperti ini. Sebab mereka meyakini bahwa banyak dari senior2 politisi yang berhasil dan terbukti terpilih menjadi wakil rakyat. Oleh karena itu, Sulit rasanya jika budaya Money Politik ini dinon-aktifkan atau skak mat, jika budaya ini sendiri terlalu diyakini secara berlebihan alias operdosis.
Pemilu di Indonesia, adalah sebagai alat untuk memilih wakil rakyat secara demokrasi. Jika dilihat dari fungsi pemilu itu sendiri sudah baik. Akan tetapi, bagi pandangan para politisi yang di nyatakan sebagai calon wakil rakyat itu beranggapan bahwa Pemilu sebagai ajang mencari kekuasaan dan tidak akan berhasil tanpa adanya Money Politik. Bagi Mereka Pemilu itu hasil akhir dari proses Money Politik itu sendiri. Suara Bisa di beli dengan uang, barang, dan lain-lain asalkan itu bisa menarik simpati/suara rakyat, it’s no problemo.
Ada sebuah slogan yang seharusnya diletakkan atau ditempel dipakaian para calon wakil rakyat saat melakukan pemilu “Hei RAKYAT, PILIHLAH KAMI YANG PALING BANYAK MEMBERI”... slogan ini bertujuan mengingatkan rakyat agar memilih wakil rakyat yang paling banyak memberi mereka uang.

Jika dilihat dari Slogan tersebut, masih banyak rakyat yang tergiur memilih wakil rakyat karena sogokan uang. Semakin banyak rakyat menerima uang, semakin banyak juga suara yang mereka sumbangkan. Kejadian seperti ini,  Kebanyakan terjadi di daerah plosok desa dan orang yang masih ke-kurangan informasi.

Ada yang Menang pasti ada yang Kalah. Begitupun dalam pemilu. Banyak calon wakil rakyat yang kalah tapi hanya satu pasang wakil rakyat yang menang.
Pada umumnya, orang yang kalah pasti kecewa,  apalagi dalam pemilu yang mengorbankan harta benda. Anehnya, kekecewaan mereka terhadap kekalahan berujung kepada kemunafikan. Mengapa saya katakan munafik?? Disaat mereka kalah tapi tidak menerima kekalahan. Karena tidak terima atau kalah suara, si A(yang menang) dan si B (yang kalah) mengajukan surat ketidakpuasan Si B terhadap si A kepada MK(Mahkamah Konstitusi) dengan tuduhan yang sering kita dengar adalah bahwa Si A(yang menang) telah melakukan Money Politik atas kemenangannya. Dengan ngotot si B (yang kalah) mencari kesalahn yang si A(yang menang).

Disini dapat kita tarik kesimpulan bahwa si B (yang kalah) merasa pasangan dialah yang paling terbebas dari Money Politik, padahal kenyataanya sama2 menggunakan money politik dan menuduh si A(yang menang)lah yang melakukan money politik tersebut. Hal seperti inilah yang sering saya katakan Politik Mengumbar Kemunafikan, yang bisa menimbulkan permusuhan antarmanusia.

Bagi generasi penerus bangsa atau calon2 wakil rakyat nantinya. Tanamkanlah sikap profesionalisme dan gunakanlah etika dalam berpolitik yang baik. Dengan begitu, insyaallah kalian bisa dan sanggup menjadi andalan bagi bangsa ini (Republik Indonesia).